Foto: Ketua MWC NU Karanganyar Demak, KH. Anshori saat menyampaikan materi pada Latihan Kader Dasar PAC Fatayat NU Karanganyar Demak

Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdhatul Ulama' (MWC NU) Karanganyar Demak, KH. Anshori menyampaikan bahwa NU, Islam Nusantara  dan Aswaja memiliki hubungan yang erat. Beliau menjabarkan ketiganya dalam Latihan Kader Dasar (LKD) yang diselenggarakan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Karanganyar Demak beberapa hari yang lalu. 

"Akhir-akhir ini bermunculan pihak-pihak yang ingin merubah tatanan pemerintahan Indonesia menjadi khilafah. Untuk merealisasikannya mereka berusaha menyingkirkan benteng-benteng NKRI dari bumi pertiwi salah satunya NU", tuturnya.

"Mereka mengkafir-kafirkan orang NU padahal kita semua warga NU membaca syahadat. Sedangkan, syahadat adalah kunci utama seseorang disebut muslim", lanjutnya. 

Beliau juga menyampaikan bahwa NU adalah organisasi yang berdiri sejak tahun 1926 dan memiliki banyak anggota yang tersebar di seluruh Nusantara. Bahkan dibeberapa belahan negara sudah mulai didirikan cabang-cabang NU yang diinisiasi oleh kader-kader NU yang bermukim di negara tersebut. Ini beliau sampaikan untuk menafikan anggapan beberapa orang yang mengkerdilkan NU dengan menyebut NU adalah organisasi kecil.

"Selain menyerang NU, mereka juga mempermasalahkan istilah Islam Nusantara yang digaungkan para penggerak NU. Perlu diketahui Islam Nusantara bukanlah sebuah madzhab, aliran atau sekte melainkan tipologi pemeluk Islam di Nusantara", ujarnya.

Islam Nusantara, kata beliau, berkhaskan kearifan lokal masyarakat Indonesia. Misalnya metode dakwah yang diaplikasikan Mbah Sunan Kalijaga dengan menggunakan wayang. Wayang digunakan sebagai media dakwah mbah Sunan karena melihat saat itu masyarakat sangat menggemari cerita pewayangan. Maka, dengan media wayang beliau menciptakan alur cerita dan memasukan ajaran Islam dalam cerita wayang tersebut sehingga dengan mudah masyarakat memeluk dan menjalankan syariat Islam.

KH. Anshori juga mengingatkan agar berislam ala Ahlissunnah wal Jama'ah yaitu mengikuti sunnah nabi dan khulafaurrasyidin. Sebagaimana hadits nabi 'Alaikum Bisunnati Wa Sunnati Khulafairrasyidina Min Ba'di (Kalian harus berpegangteguh pada sunnahku dan sunnah khulafaurrasyidin setelahku).

"Saat ini banyak yang mengaku Aswaja namun ideologinya jauh dari kata Aswaja. Maka, berpeganglah pada Ahlussunnah wal Jama'ah an-Nahdhiyyah", jelasnya.

Diakhir penyampaian materi beliau menyimpulkan bahwa NU, Islam Nusantara dan Aswaja memiliki keterkaitan karena NU merupakan organisasi yang menyampaikan ide-ide/akidah Aswaja kepada masyarakat luas dengan tidak menafikan kearifan lokal masyarakat Islam Nusantara.

Penulis: Taufikul Lutfi Rois