Foto: Pelatihan pemulasaraan jenazah perempuan yang diselenggarakan PAC Muslimat NU Karangayar bekerjasama dengan MUI Kabupaten Demak dan Bagian Kesra Setda Kabupaten Demak

Beberapa hari lagi Muslimat NU memasuki usia ke 76 sejak berdiri pada tanggal 29 Maret 1946. Sejumlah agenda telah dirancang pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat NU Karanganyar Demak dalam rangka memperingati harlah Muslimat tersebut. Satu yang menarik yaitu dipilihnya lomba pemulasaraan jenazah sebagai salah satu cabang lomba untuk memeriahkan harlah Muslimat. 

Ketua PAC Muslimat NU Karanganyar, Hj. Nur Tamah menuturkan lomba pemulasaraan jenazah bagian dari follow up pelatihan pemulasaraan jenazah yang pernah diadakan pengurus PAC Muslimat NU Karanganyar. 

"Beberapa bulan lalu PAC Muslimat Karanganyar bekerjasama dengan MUI Kabupaten Demak dan Bagian Kesra Setda Kabupaten Demak mengadakan pelatihan pemulasaraan jenazah perempuan", terangnya kepada Tim media ISNU Karanganyar (8/3).

Ia menambahkan pelatihan pemulasaraan dilaksanakan di gedung MWC NU Karanganayar dan diikuti oleh ibu-ibu muslimat Kecamatan Karanganyar. 

Sementara itu, Ketua panitia harlah Muslimat, Nur Hidayah menuturkan dipilihnya pemulasaraan jenazah sebagi salah satu cabang lomba karena ada beberapa alasan. Alasan yang utama adalah menyesuaikan tema harlah Muslimat tahun 2022 yaitu "Jaga Aswaja teguhkan bangsa".

"Dari tema harlah Muslimat, kami (panitia harlah) tergerak untuk bisa mewarnai dan mengangkat kegiatan keagamaan yang berazaskan Aswaja yang menjadi kebutuhan ummat untuk bisa dibudayakan di masyarakat, terutama di Kecamatan Karanganyar. Dari sini akhirnya kami memutuskan memilih kegiatan yang paling tepat untuk lomba yaitu pemulasaraan jenazah", tuturnya kepada tim media ISNU Karanganyar (7/3).

Ia juga menambahkan alasan dipilihnya pemulasaraan jenazah sebagai salah satu cabang yang dilombakan karena ada beberapa pertimbangan, diantaranya Pertama, sebagai kebutuhan dan fardhu kifayah bagi ummat Islam. Karena pemulasaraan jenazah merupakan keniscayaan dalam kehidupan. Kedua, semakin menipisnya orang-orang yang mau menjadi pemulasara jenazah, terutama untuk perempuan. Ketiga, adanya jenis jenazah baru yaitu jenazah covid yang perlu penanganan khusus. Keempat, memunculkan pemulasara perempuan yang menangani jenazah perempuan.

"Sebagian besar yang mengurus pemulasaraan jenazah rata-rata bapak Modin, sedangkan dari ibu-ibu yang mau mengurus pemulasaraan jenazah terutama jenazah perempuan sangat jarang sekali bahkan rata-rata di desa wilayah Kecamatan Karanganyar hampir tidak ada", lanjutnya. 

"Maka harapan kami dari adanya lomba ini bisa menggerakkan keberdayaan perempuan untuk bisa dan mau menjadi  pemulasara jenazah dan bisa membudayakan di wilayah Karanganyar. Aamiin.", tutupnya.

Penulis: Taufikul Lutfi Rois