![]() |
Gambar: Ilustrasi |
Rois Syuriyah Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Karanganyar Demak, KH. Mudatsir dalam ceramahnya menyampaikan bahwa manusia diciptakan atas delapan karakter dimana empat karakter dimiliki ahli surga dan empat lainnya milik ahli neraka. Delapan karakter tersebuat tertuang dalam kitab Durrotun Nasihin karya Syaikh Utsman bin Hasan bin Ahmad As-Syakiri Al-Khubawi.
قال النبي صلى الله عليه وسلم: إِنّ الله جَعَل بني آدمَ علىَ ثمانِ خصالٍ: منها أربعٌ لِأهلِ الجنّة: وَجهٌ مَليحٌ، ولِسان فَصِيح، وقَلبٌ نَقِي، ويدٌ سخِي. وأربعٌ لأهل النار: وجه عابِسٌ، ولسان فاحِش، وقَلبٌ شدِيد، ويدٌ بَخيل
Manusia diciptakan atas delapan karakter dimana masing-masing empat karakter dimiliki oleh ahli surga dan ahli neraka.
Empat karakter ahli surga dan ahli neraka yaitu:
1. Wajhun Malihun >< Wajhun 'Abisun
Karakter pertama ahli surga yaitu wajhun malihun yang berarti bermuka baik kepada sesama. Ini dapat dipraktikkan saat bertemu dengan orang lain hendaknya memasang muka baik dengan senyuman sehingga nampak menyenangkan bagi orang yang melihat. Terlebih awali sapaan dengan sesama muslim dengan salam sebagaimana yang dilaksanakan nabi dalam kitab Maulid Al-Barzanji:
1. Wajhun Malihun >< Wajhun 'Abisun
Karakter pertama ahli surga yaitu wajhun malihun yang berarti bermuka baik kepada sesama. Ini dapat dipraktikkan saat bertemu dengan orang lain hendaknya memasang muka baik dengan senyuman sehingga nampak menyenangkan bagi orang yang melihat. Terlebih awali sapaan dengan sesama muslim dengan salam sebagaimana yang dilaksanakan nabi dalam kitab Maulid Al-Barzanji:
وكان صلى الله عليه وسلم يقل اللغو، ويبدأ من لقيه بالسلام
Sebaliknya, ahli neraka selalu memasang muka masam (wajhun 'abisun) sebagai cerminan rasa tidak senang dengan sesama sehingga nampak tidak enak dipandang.
2. Lisanun Fasihun >< Lisanun Fahisyun
Karakter kedua lisanun fasihun memilik arti bahwa setiap perkataan yang keluar dari mulutnya selalu bernilai positif bagi pendengarnya. Ahli surga berhati-hati dalam bertutur kata sekiranya menghindari perkataan yang dapat melukai hati pendengarnya. Nabi Muhammad Saw. mengajarkan bahwa barangsiapa beriman kepada Allah dan hari kiamat maka bertutur kata yang baik atau jika tidak bisa hendaknya memilih diam saja.
Karakter kedua lisanun fasihun memilik arti bahwa setiap perkataan yang keluar dari mulutnya selalu bernilai positif bagi pendengarnya. Ahli surga berhati-hati dalam bertutur kata sekiranya menghindari perkataan yang dapat melukai hati pendengarnya. Nabi Muhammad Saw. mengajarkan bahwa barangsiapa beriman kepada Allah dan hari kiamat maka bertutur kata yang baik atau jika tidak bisa hendaknya memilih diam saja.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت
Berbeda dengan ahli neraka, kata-kata yang keluar dari mulutnya perkataan kotor dan menyakiti hati orang yang mendengarkan (lisanun fahisyun).
3. Qalbun Naqiyun >< Qalbun Syadidun
Karakter ketiga ahli surga memiliki hati yang bersih (qalbun naqiyun) dan ikhlas. Ini ditampilkan dengan menghindari hal-hal yang dapat membuat orang lain tersinggung walaupun itu nampak biasa bagi kita. Sebagai contoh, ketika disuguhi hidangan maka memakannya jika sesuai selera kita dan diamkan saja kalau memang tidak selera tanpa harus mencibir makanan tersebut. Sedangkan, ahli neraka memiliki hati yang keras (qalbun syadidun) yang diliputi penyakit hati seperti iri hati, berprasangka buruk dan lainnya.
4. Yadun Sakhiyun >< Yadun Bakhilun
Karakter terakhir bagi ahli surga yaitu memiliki tangan yang senang memberi/dermawan (yadun sakhiyun). Berbeda dengan ahli neraka yang bersifat pelit (yadun bakhilun) merasa harta yang dimilikinya adalah jerih payahnya yang dikuasahi dan dimilikinya secara penuh padahal sebagian harta yang dimiliki ada hak orang lain sebagaimana firman Allah Swt. dalam QS. Adz-Dzariyat : 19
وفي أمْوالهِم حقٌّ للسائِلِ وَالمحْرُوم
Artinya: "Dan pada harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta".
Penulis:
Taufikul Lutfi Rois
Taufikul Lutfi Rois
0 Komentar