Foto: Prosesi pemakaman KH. Sya'roni Achmadi Kudus (Dok: Tribun Jateng)

Kematian merupakan suatu kepastian yang akan dialami oleh semua makhluk hidup. Tidak ada yang bisa menghindar darinya jika Allah Saw. telah menhendaki. Firman Allah Saw. dalam Surat al-Imran ayat 185:

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

Artinya: "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan di dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya"

Sebagai makhluk yang dibekali akal dan perasaan wajar jika rasa sedih datang menghampiri ketika ditinggal orang yang sangat dikasihi. Oleh karena itu, Islam memberi tuntunan bagi pemeluknya untuk menasihati shahibul mushibah melalui aktifitas melayat atau ta'ziyah. 

Definisi ta'ziyah sebagaimana yang dijelaskan Imam Nawawi dalam kitab al-Adzkar an-Nawawiyyah yaitu: 

واعلم أن التعزية هي التصبير، وذكر ما يسلي صاحب الميت، ويخفف حزنه، ويهون مصيبته، وهي مستحبة، فإنها مشتملة على الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، وهي داخلة أيضا في قول الله تعالى: (وتعاونوا على البر والتقوى)، وهذا أحسن ما يستدل به في التعزية

Artinya: "Ketauhilah, ta'ziyah adalah mengajak sabar, menyampaikan hal-hal yang dapat menghibur keluarga orang yang meninggal, meringankan kesedihannya dan memudahkan urusan musibahnya. Hukum ta'ziyah adalah sunnah. Ia mencakup urusan amar ma'ruf nahi munkar dan termasuk ke dalam Firman Allah: "Dan saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan taqwa" (surat al-Maidah ayat 2). Ayat ini merupakan dalil yang paling kuat dalam urusan ta'ziyah.

Dari definisi di atas terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan ta'ziyah, yaitu:

Pertama, ketika ta'ziyah hendaknya mu'azziyin (orang yang ta'ziyah) memberikan nasihat kepada orang yang ditinggal untuk sabar menerima musibah. Karena semua yang wujud merupakan milik Allah Swt. maka, ketika Allah Swt. mengambilnya hendaknya kita melahirkan sifat sabar dan ikhlas. Firman Allah dalm surat al-Baqarah ayat 156:

الذين إذا أصابتهم مصيبة قالوا إنا لله وإنا إليه راجعون

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)"

Kedua, mu'azziyin menyampaikan hal-hal yang dapat menghibur hati shahibul mushibah. Sebagaimana yang pernah dilakukan Rasulullah Saw. ketika ta'ziyah ke salah satu sahabatnya yang telah kehilangan putra yang masih kecil.

قال: يا فلان! أيما كان أحب إليك؟ أن تمتع به عمرك أو لا تأتي غذا بابا من أبواب الجنة إلا وجدته قد سبقك إليه يفتحه لك؟

Artinya: "Rasul bersabda: "Hai fulan, manakah yang paling engkau sukai? engkau bersenang-senang dengannya sepanjang usiamu atau engkau kelak di hari kemudian tidak mendatangi salah satu pintu surga melainkan engkau jumpai dia telah mendahuluimu ke pintu surga dan membukakannya untukmu?" 

قال: يا نبي الله، بل يسبقني إلى الجنة فيفتحها لي أحب إلي

Artinya: "Sahabat berkata: "Wahai Nabi Allah, bahkan yang paling aku sukai ialah dia mendahuluiku ke surga untuk membukakan pintu buatku"
 
قال: فذلك لك
Artinya: "Nabi bersabda: "Yang demikian adalah untukmu".

Ketiga, mu'azziyin meringankan kesedihan dan memudahkan urusan musibah yang menimpa shahibul mushibah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membantu dalam proses pemakaman jenazah atau membantu dalam bentuk materi. Allah akan meringankan dan menolong hamba-Nya selama hamba tersebut meringankan dan menolong sesamanya. Hadits riwayat Imam Muslim: 


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عىه قاَلَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ القِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعَسِّرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الْدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِي الْدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ، ....الحديث

Artinya: "Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: "Siapa saja yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin yang lain dari kesulitannya di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan pada hari kiamat. Siapa saja yang meringankan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan meringankan baginya urusan di dunia dan akhirat. Siapa saja yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba tersebut mau menolong saudaranya" .....al-Hadits

Keempat,  ta'ziyah sudah tercakup dalam amar ma'ruf nahi munkar. Sementara dasarnya yaitu surat al-Maidah ayat 2 yang artinya:  "Dan saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan taqwa". Oleh karena itu, dalam melaksanakan ta'ziyah mu'azziyin hendaknya memperhatikan dua hal tersebut. Dan sudah semestinya hal-hal yang kurang pantas maupun kemunkaran tidak ada pada saat ta'ziyah.

Kelima, tujuan ta'ziyah yaitu untuk mendoakan mayit. Sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim melalui Ummu Salamah ketika Rasulullah mendapati khabar bahwa Abu Salamah telah meninggal dunia beliau mendoakannya agar mendapatkan ampunan.

قالت: فلما مات أبو سلمة أتيت الني صلى الله عليه وسلم فقلت: يارسول الله إن أبا سلمة قد مات، قال: اللهم اغفر لي وله، وأعقبني منه عقبى حسنة، فقلت ذلك. فأعقبني الله من هو خير لي منه: محمدا صلى الله عليه وسلم

Artinya: "Ummu Salamah berkata: "Ketika Abu Salamah meninggal saya mendatangi Nabi Saw. dan berkata: "Ya Rasulallah! sungguh Abu Salamah telah meninggal. Beliau bersabda: "Ucapkanlah: Ya Allah, ampunilah aku dan dia, dan gantikanlah dia denganpengganti yang baik untukku." Maka aku mengucapkan do'a tersebut, ternyata Allah menggantikan untukku orang yang lebih baik dari pada dia, yaitu Muhammad Saw.

Penulis: Taufikul Lutfi Rois