![]() |
Foto: Voize |
Berdoa memiliki arti bahwa manusia mengakui adanya dzat yang berkuasa terhadap segala sesuatu. Hukum berdoa adalah sunnah yang manfaatnya kembali kepada da'in (orang yang berdoa). Firman Allah dalam surat al-Mu'min ayat 60:
وقال ربكم ادعوني استجب لكم إن الذين يستكبرون عن عبادتي سيدخلون جهنم داخرين
Artinya: "Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo'alah kepadaku niscaya akan aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang yang menyombongkan diri dari menyambah-Ku akan masuk neraka jahanam dengan keadaan hina dina"
Doa merupakan sesuatu yang sangat dimuliakan Allah Swt. Dijelaskan dalam Hadis Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dan Ibnu Majah melalui Abu Hurairah r.a.:
لَيْسَ شَيْئٌ أَكْرَمَ عَلَى اللهِ تَعَالى مِنَ الدُّعَاءِ
Artinya: "Tiada sesuatu pun yang lebih dimuliakan oleh Allah Swt. selain doa"
Oleh karena itu, Nabi Saw. selalu memberi tuntunan kepada umatnya untuk mengiringi segala aktifitasnya mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali dengan berdoa.
Diantara doa-doa yang diamalkan nabi, ada beberapa doa yang sering dibaca oleh nabi, salah satunya sebagaimana yang dijelaskan dalam Hadis riwayat Imam Bukhory dan Imam Muslim:
عن أنس رضي الله عنه قال: كان أكثر دعاء النبي صلى الله عليه وسلم: اللهم آتِنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya: "Dari Anas R.A. berkata: Doa yang paling banyak diucapkan nabi ialah: "Ya Allah! berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami dari siksa api neraka"
Selain itu, masih banyak doa yang dituntunkan Nabi Saw. kepada umatnya, seperti doa yang tercantum dalam Hadis yang diriwayat Imam Bukhory dan Muslim:
عن أنس رضي الله عنه قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: اللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
Artinya: "Dari Anas r.a. dia berkata: Rasulullah Saw. telah bersabda: "Ya Allah! aku berlindung kepada-Mu dari sikap lemah, malas, pengecut, kepikunan, kikir dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian"
Esensi dari berdoa ialah agar segala yang diharapkan diijabah atau dikabulkan oleh Allah Swt. Maka dari itu, agar doa terkabul da'in harus memenuhi syarat dan menjaga etika dalam berdoa.
Syarat utama agar doa diijabahi oleh Allah Swt. ialah mengonsumsi makanan dan minuman halal. Dijelaskan dalam Hadis riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
أيها الناس إن الله طيب لا يقبل إلا طيبا، وإن الله أمر المؤمنين بما أمر به المرسلين، فقال: يأيها الرسل كلوا من الطيبات واعملوا صالحا إني بما تعملون عليم (المؤمنون: 51)، وقال: يأيها الذين أمنوا كلوا من طيبات ما رزقنكم (البقرة: 172)، ثم ذكر الرجل يطيل السفر. أشعث أغبر، يمد يديه إلى السماء، يارب، يارب، ومطعمه حرام، ومشربه حرام، وملبسه حرام، وغذي بالحرام، فأنى يستجاب لذلك
Artinya: "Hai manusia! sesungguhnya Allah itu baik, dia tidak mau menerima kecuali yang baik saja. Sesungguhnya Allah memerintahkan kaum mukmin seperti apa yang Dia perintahkan kepada para rasul. Maka Dia berfirman :"Hai rasul-rasul! makanlah dari makanan yang halal dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku maha mengetahui apa yang kalian kerjakan (al-Mu'minun:51), Dan Allah Swt. berfirman pula: "Hai orang-orang yang beriman! makanlah dari rezeki yang halal yang Kami berikan kepada kalian (al-Baqarah:172). Kemudian Nabi mengisahkan perihal seorang laki-laki yang menempuh perjalanan dalam waktu yang lama, hingga rambutnya awut-awutan penuh debu, lalu ia menadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa: "Wahai Tuhanku! wahai Tuhanku", sedangkan makanannya dari hasil yang haram, minumannya dari hasil yang haram, pakaiannya dari hasil yang haram dan makanan yang dimakannya adalah haram, mana mungkin doanya dikabulkan"
Sedangkan, etika berdoa menurut Imam Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumiddin ada 10:
الأول: أن يترصد لدعائه الأوقات الشريفة
Pertama, hendaklah memilih waktu-waktu yang mulia, seperti hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jum'at, sepertiga akhir malam hari, waktu sahur;
الثاني: أن يغتنم الأحوال الشريفة
Kedua, hendaknya memilih keadaan yang dimuliakan, seperti sedang sujud, bertemunya dua pasukan (dalam medan jihad), ketika hujan turun, antara adzan dan iqamah shalat, ketika iqamah dan setelah shalat;
الثالث: أن يدعو مستقبل القبلة، ويرفع يديه بحيث يرى بياض إبطيه، وينبغي أن يمسح بهما وجهه في آخر الدعاء
Ketiga, hendaknya menghadap arah kiblat ketika berdoa, mengangkat kedua tangan sampai nampak kedua ketiak dan mengusap wajah dengan kedua tangan setelah selesai berdoa;
الرابع: خفض الصوت بين المخافتة والجهر
Keempat, merendahkan suara ketika berdoa dengan nada antara suara lirih dan suara keras;
الخامس: أن لا يتكلف السجع في الدعاء، فإن حال الداعي ينبغي أن يكون حال متضرع والتكلف لا يناسبه
Kelima, jangan memaksakan bersajak di dalam doa; hal ini diinterpretasikan berlebihan dalam berdoa; ketika berdoa da'in seharusnya merendahkan diri. Dan yang paling utama ialah hendaknya mengucapkan doa-doa yang dima'tsur (diutamakan);
السادس: التضرع والخشوع والرغبة والرهبة
Keenam, doa dilakukan denga tadharru' (rendah diri), khusyu' dan penuh rasa takut;
السابع: أن يجزم الدعاء، ويوقن بالإجابة، ويصدق رجاءه فيه
Ketujuh, hendaknya da'in menetapkan permintaannya dalam berdoa dan yakin harapannya terkabul;
الثامن: أن يلح في الدعاء ويكرره ثلاثا، وينبغي أن لا يستبطئ الإجابة
Kedelapan, hendaknya bersikeras dalam berdoa dan mengulang-ulangnya sebanyak tiga kali. Selain itu, jangan pernah merasa doanya lambat terkabulnya;
التاسع: أن يفتتح الدعاء بذكر الله عز وجل، فلا يبدأ بالسؤال
Kesembilan, hendaknya memulai doa dengan berdzikir kepada Allah Swt. Jangan mengawali dengan permintaan; dan
العاشر: وهو الأدب الباطن وهو الأصل في الإجابة: التوبة، ورد المظالم، والإقبال على الله عز وجل بكنه الهمة، فذلك هو السبب القريب في الإجابة
Kesepuluh, merupakan hal yang paling penting dan paling pokok agar doa dikabulkan, yaitu: taubat, mengembalikan hal-hal yang diambil secara aniaya kepada pemiliknya dan menghadap Allah Swt. dengan seluruh jiwa dan raga. Inilah yang menyegerakan doa diijabahi.
Penulis: Taufikul Lutfi Rois
0 Komentar