Foto: KH. Ahmad Syafiq saat menyampaikan sambutan. [Dok. Rois]

Terbentuknya JQH NU Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak masa khidmat 2025–2030 mendapat apresiasi penuh dari Ketua Tanfidziyah MWC NU Kecamatan Karanganyar, KH. Ahmad Syafiq. Dalam acara "Khataman 100 Huffadz dan Pelantikan Pengurus JQH NU" yang digelar Ahad, 21 September 2025, di Gedung MWC NU Karanganyar, beliau menegaskan pentingnya JQH sebagai wadah bagi para penghafal Al-Qur’an sekaligus penguat perjuangan Nahdlatul Ulama di masyarakat.

“Alhamdulillah dapat terbentuk JQH NU. Selamat berjuang, selamat berkhidmah. Dengan membesarkan NU dari jalur masing-masing, insya allah diridhai Allah SWT,” ucap KH. Ahmad Syafiq di hadapan sekitar 200 hadirin. Ia menekankan, khidmah di JQH merupakan jalan mulia untuk menguatkan NU dari berbagai lini perjuangan.

Ia juga menyinggung keistimewaan Demak sebagai daerah yang melahirkan banyak penghafal Al-Qur’an. “Gus Qoyyum pernah menyampaikan bahwa Demak memiliki huffadz terbanyak,”. Hal ini menurutnya menjadi modal besar bagi keberlangsungan JQH NU di Karanganyar.

Lebih lanjut, KH. Ahmad Syafiq menjelaskan alasan para kiai membentuk JQH NU. “Mengapa para kiai membentuk JQH? Jika para hafidz tidak diwadahi, dikhawatirkan akan terjadi perpecahan seperti dalam peristiwa Perang Shiffin. Karena itu, setelah kepengurusan terbentuk, harus dirumat dan dibuatkan pertemuan rutin,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa dalam NU terdapat tiga hal mendasar dan menjadi pembeda antara NU dengan lainnya, yakni fikrah, harakah, dan amaliah Aswaja. Tanpa ketiganya, para penghafal Al-Qur’an bisa kehilangan arah perjuangan.

“Jika tidak diwadahi, para hafidz bisa kemana-mana. Dengan adanya JQH, mereka punya rumah yang jelas dengan niat khidmah yang tulus,” tegasnya.

KH. Ahmad Syafiq juga memberikan motivasi kepada pengurus baru agar menata niat khidmah dengan benar.

“Pengurus diniati khidmah. Orang yang mulia adalah orang yang khidmah pada bangsanya dengan khidmah yang benar. Dengan khidmah, insyaallah kita bisa bersatu kukuh dan meraih kedudukan tinggi,” pesannya.

Menutup sambutannya, beliau mengingatkan doktrin penting Ahlussunnah wal Jama’ah. "Aswaja punya 10 ciri, dan yang nomor tiga adalah tidak keluar menentang pemerintah dengan kekerasan. Ini prinsip yang harus dipegang, agar NU dan JQH tetap berada di jalan yang diridai Allah SWT,” pungkasnya.