Banjir yang melanda warga Ketanjung beberapa hari lalu sampai sekarang belum kunjung surut juga. Hal ini mengundang empati dari para ibu yang masuk dalam jajaran kepengurusan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat NU Karanganyar Demak. Aksi kemanusiaan dijalankan demi membantu para korban banjir dan pengurus PAC Muslimat NU Karanganyar pun mulai menggalang donasi. Mulai dari kas PAC Muslimat NU Karanganyar, Ranting Muslimat NU se-Kecamatan Karanganyar dan para donatur akhirnya donasi dapat terkumpul.

Selasa (9/2), pengurus PAC Muslimat NU Karanganyar membawa sejumlah logistik yang siap untuk dibagikan pada warga terdampak banjir di Desa Ketanjung Kecamatan Karanganyar. Bantuan berupa bahan pangan dan sandang seperti 20 dos mi instant, 10 pak deterjen, 5 pak susu, 100 liter minyak goreng, 1 kwintal gula pasir, 2 pak biskuit, 2 pak popok bayi, 2 bos krupuk mentah, garam beryodium dan nasi bungkus. Bantuan diberikan melalui posko-posko banjir maupun langsung ke rumah-rumah warga.

Bantuan sosial ini merupakan gerakan kemanusiaan yang digalakkan para Ibu Muslimat dengan tujuan untuk meringankan beban warga terdampak banjir serta menumbuhkan rasa saling gotong royong, saling membantu antar sesama.

"Bantuan sosial ini merupakan keprihatinan dari ibu Muslimat atas banjir yang telah melanda desa Ketanjung dan sekitarnya. Maka kami (pengurus PAC Muslimat NU Karanganyar) menggalang dana untuk disalurkan pada warga terdampak dan Alhamdulillah mendapatkan respon positif dari ibu-ibu Muslimat lainnya sehingga kami dapat mengumpulkan donasi dan segera memberikannya pada korban banjir", tutur Ibu Hj. Nur Tamah selaku Ketua PAC Muslimat NU Karanganyar Demak.

Selama ini para ibu Muslimat NU Karanganyar memang berperan aktif dalam membantu korban banjir. Tidak hanya di Desa Ketanjung saja namun para ibu Muslimat rela menerjang banjir yang melanda beberapa desa lainnya seperti Desa Tanggulangin dan Desa Gendhok, lintas Kecamatan seperti Kecamatan Mijen, Guntur, Bonang bahkan sampai lintas Kabupaten yaitu ketika memberi bantuan ke desa-desa di wilayah Kabupaten Kudus.

Peran aktif para ibu Muslimat ini mengikis asumsi bahwa perempuan adalah ciptaan lemah yang hanya bisa berdandan dan sibuk dengan urusan dapur saja. Malah sebaliknya, perempuan dapat menjadi diri yang kuat dan kokoh sebagaimana batu yang tetap tegap ketika diterjang ombak. Maju terus ibu bangsa engkaulah tiang negara sesungguhnya. (rois-red)