Curah hujan tinggi di wilayah Kecamatan Karanganyar Demak mengakibatkan beberapa desa terendam banjir. Desa Ketanjung dan Tanggulangin yang terletak di perbatasan Kota Demak - Kudus termasuk desa yang terdampak banjir, bahkan dapat dikatakan kedua desa ini menjadi langganan banjir setiap tahun. Secara geografis Desa Ketanjung dan Tanggulangin berada di bawah tanggul sungai Wulan, ini menyebabkan air hujan tidak dapat mengalir turun ke sungai. Diinformasikan ketinggian banjir di desa mencapai kedalaman 50 cm sehingga membuat warga semakin sulit untuk menjalankan aktifitas sehari-hari.
Untuk membantu warga terdampak banjir, MWC NU Karanganyar beserta banom NU lainnya bekerjasama denga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak menyalurkan bantuan sosial, Ahad (7/2). Bantuan sosial bersumber dari koin INUK LAZISNU Karanganyar Demak dan bantuan dari Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, bapak Fathan Subchi. Bantuan yang diberikan berupa nasi bungkus sebanyak 1200 paket dan diserahkan langsung ke rumah-rumah warga.
BPBD adalah lembaga pemerintah non-departemen yang melaksanakan tugas penanggulangan bencana. Kepala Pelaksana BPBD, bapak Agus Nugroho, menyebutkan bahwa bencana yang dimaksud tidak terbatas pada bencana banjir saja namun secara umum baik kebakaran, angin puting beliung dan sebagainya.
Bencana banjir tahunan yang melanda Desa Ketanjung dan Tanggulangin tidak dapat dianggap hal biasa lagi. Perlu perhatian yang serius dari semua unsur masyarakat agar permasalahan banjir dapat terpecahkan. Ditemui tim Informasi dan Komunikasi PAC ISNU Karanganyar Demak di kediaman Ketua PAC Muslimat NU Karanganyar, bapak Agus Nugroho menyebutkan,
"bencana merupakan tanggung jawab bersama. Kita tidak bisa menutup mata dengan adanya bencana. Masyarakat juga harus memiliki kesadaran diri agar dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya bencana".
Bapak Agus Nugroho juga mengajak seluruh elemen masyarakat saling bekerjasama agar banjir dapat tertanggulangi. Beliau menyebutkan setidaknya ada 3 hal yang menjadi perhatian terkait banjir yaitu
Pertama, pola banjir berkaitan dari hulu ke hilir. Daerah-daerah resapan seperti kawasan Grobogan, Blora, Kabupaten Semarang seharusnya steril dari bangunan dan pemukiman.
Kedua, masyarakat harus memelihara sampah maksudnya sampah-sampah jangan sampai dibuang ke sungai karena sungai merupakan sumber kehidupan dan penghidupan. Kuantitas sampah yang over dapat mengakibatkan banjir meluap.
Ketiga, perlu ada cek rutin tanggul kritis. Tanggul yang terlihat tidak mampu menopang debet air harus sesegera mungkin diberikan tindakan dengan cara dinormalisasi atau naturalisasi.
Semoga banjir yang melanda warga Desa Ketanjung dan Tanggulangin dapat teratasi sehingga masyarakat tidak perlu hawatir setiap musim hujan tiba. (rois-red)
0 Komentar