![]() |
Foto: Penutupan akses jalan masuk desa oleh pemerintah desa dibantu TNI |
"Kebijakan ini sifatnya himbauan saja karena setelah kita evaluasi ada klaster takziyah. Maka, pemerintah desa menghimbau agar kegiatan ngejekke dipusatkan di Masjid atau Musholla setempat selepas shalat magrib", tuturnya kepada Tim Media PAC ISNU Karanganyar, Jum'at (11/6).
Ia juga menjelaskan himbauan ngejekke di Masjid atau Musholla tidak menutup kemungkinan dilaksanakannya aktifitas kirim do'a di rumah duka.
"Walaupun kami menghimbau dilaksanakan ngejekke di Masjid atau Musholla namun pihak keluarga masih diperbolehkan untuk ngejekke di rumah shohibul musibah", lanjutnya.
Saat ini, pemerintah Desa Ngemplik Wetan berupaya menjaga warganya agar terhindar dari covid-19. Berbagai ikhtiyar telah dilakukan pemerintah desa agar covid-19 tidak melanda warga Desa Ngemplik Wetan.
"Kami pemerintah desa berusaha semaksimal mungkin untuk menekan laju penyebaran covid-19 di Desa Ngemplik Wetan. Beberapa ikhtiyar sudah kami jalankan diantaranya penyemprotan rumah warga setiap seminggu sekali, penutupan akses jalan di gang, pembagian masker dan juga sabun", pungkasnya.
![]() |
Foto: Persiapan penyemprotan disinfektan ke rumah-rumah warga |
"Sosialisasi akan pentingnya menjalankan program 5 M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, membatasi interaksi dan mobilitas) menjadi misi utama pemerintah desa. Jika warga patuh Insya Allah akan terhindar dari covid-19", tuturnya.
Desa Ngemplik Wetan saat ini masih diberlakukan lock down yang bertujuan untuk mencegah keluar masuknya warga luar Desa Ngemplik sebagai antisipasi penularan covid-19.
"Desa Ngemplik Wetan sampai saat ini masih diberlakukan lock down. Rencananya lock down diberlakukan selama 14 hari mulai tanggal 5 Juni 2021", pungkasnya.
Penulis: Taufikul Lutfi Rois
0 Komentar