Foto: Para ibu Muslimat sedang mengaji dengan KH. Mudatsir. (Dok. Rois)

Terdapat empat golongan yang selalu dirindukan surga Allah Swt., salah satunya ialah taalil Qur'an atau orang yang membaca al-Qur'an. Tidak hanya sekedar membaca al-Qur'an saja, namun sampai pada menjadikan kegiatan baca al-Qur'an sebagai aktifitas sehari-hari.

Demikian yang disampaikan Rois Syuriyah MWC NU Karanganyar, KH. Mudatsir dalam ceramahnya beberapa waktu lalu.

Untuk mengejar predikat taalil Qur'an, Jam'iyyah ibu Muslimat di Desa Karanganyar merutinkan ngaji al-Qur'an di TPQ Fadlul Mujib yang diasuh langsung oleh KH. Mudatsir dan Hj. Nur Tamah.

Kepada tim media PAC ISNU Karanganyar , KH. Mudatsir menyampaikan ngaji al-Qur'an bagi Jam'iyyah ibu Muslimat dilaksanakan setelah sholat subuh.

"TPQ Fadlul Mujib tidak hanya menerima santri yang masuk dalam kategori kelompok umur anak-anak dan remaja saja, namun usia dewasa bahkan lanjut usia kami persilahkan untuk mengaji al-Qur'an bersama", tutur beliau.

Jadwal ngaji al-Qur'an untuk usia dewasa dan lansia dilaksanakan setiap hari dan libur pada hari Ahad. Saat ini, santri TPQ Fadlul Mujib usia dewasa dan lansia berjumlah 61 orang. Bahkan, terdapat santri yang usianya telah mencapai usia 80 tahun.

Foto: Mbah Syarifah (80 th) saat tadarus al-Qur'an. (Dok. Rois)

Dalam pelaksanaannya, ngaji al-Qur'an di TPQ Fadlul Mujib Karanganyar untuk usia dewasa dan lansia dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu tingkat dasar dengan menggunakan metode Yanbu'a, tingkat Juz 'Amma dan tingkat al-Qur'an.

"Belajar tidak mengenal usia, karena usia hanyalah hitungan angka saja. Ingat hakikat belajar ialah mencari ilmu sampai tutup usia", terang beliau.

Sementara itu, Hj. Nur Tamah menyampaikan belajar mengaji tidak perlu malu, tapi malulah jika tidak dapat baca al-Qur'an.

"Banyak ibu yang belajar mulai dari dasar dan sekarang sudah mulai lancar. Ini karena keseriusan mereka dalam belajar baca al-Qur'an. Semoga mereka diberi istiqomah dalam mengaji", tutup beliau.

Penulis: Taufikul Lutfi Rois